Wednesday, September 28, 2011

Pertimbangan Memilih Pasangan Hidup

Seseorang dalam memilih jodoh / pasangan hidup baik lelaki atau perempuan pada umumnya dilakukan berdasarkan berbagai sudut dan aspek. Berikut ini berbagai sudut dan aspek yang dijadikan kriteria dalam memilih pasangan hidupnya tersebut:
  1. Berdasarkan penampilan fisiknya.
    Kalau laki-laki, memilih istri berdasarkan kecantikan calon istri. Kalau perempuan memilih suami berdasarkan kegagahan dan tampannya seorang lelaki. Memilih pasangan hidup berdasarkan kriteria ini amat berbahaya. Keadaan fisik orang sangat mudah berubah. Kecantikan seorang perempuan dan ketampanan seorang laki-laki mudah hilang berdasarkan umur. Kalau seorang perempuan itu sudah tidak cantik lagi dan suami sudah tidak begitu tampan, efeknya adalah daya tarik antara suami-istri melemah. Kurang ada tarikan untuk hubungan suami isteri sebab birahi sudah lemah. Apalagi di zaman ini di luar rumah (seperti di tempat kerja) pergaulan laki-laki perempuan seringnya bebas, daya tarik kepada perempuan atau lelaki lain lebih besar daripada kepada isteri atau suami sendiri, sehingga di waktu itu antara pasangan suami istri mudah saja untuk bertengkar atau bercerai.

    Pada keadaan ini, kalau tidak bercerai pun oleh karena anak sudah banyak, karena tidak mau berpisah dengan anak-anak, namun hubungan suami isteri sudah tidak indah lagi. Kerenggangan dan marah-marah pun mudah terjadi . Singgung menyinggung pun terjadi. Mudah saja saling benci membenci. Kalau begitu di hilanglah keindahan berkeluarga , dan juga memberi tekanan psikologi kepada anak-anak. Anak-anak akan menjadi korban, mungkin mereka akan menjadi liar, jauh dengan orang tua, benci tinggal di rumah, suka mencari hiburan di luar rumah, maka mudahlah terjebak dan terlibat dengan narkoba, rokok, minuman keras, pergaulan bebas, mungkin terlibat dengan zina dan berbagai kriminalitas karena berasal daripada rumah tangga yang tidak bahagia dan tidak harmoni.
  2. Berdasarkan kekayaannya.
    Ada orang memilih jodoh baik lelaki atau perempuan karena kekayaannya. Dia mungkin kaya karena gajinya besar, karena dia dari keturunan orang kaya atau sebab-sebab lain. Ini juga amat berbahaya. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
    • Kekayaan mudah hilang. Dapat saja terjadi dengan takdir Allah Taala, si isteri atau suami itu dipecat. Dapat terjadi kekayaan yang ada itu habis atau dia jatuh miskin karena berbagai-bagai sebab Di waktu itu sudah tentu akan terjadi kerenggangan di antara suami isteri karena dari awal memang perekat antara suami-istri adalah kekayaan tersebut.. Mulailah tidak senang satu sama lain, benci-membenci pun dapat terjadi. Masam-masam muka pun terjadi. Pertengkaran dan krisis rumah tangga pun terjadi. Pintu perceraian pun terbuka. Kalau tidak bercerai pun hal ini dilakukan karena tidak mau berpisah dengan anak-anak atau karena hendak menjaga status diri. Tapi apalah artinya lagi rumah tangga yang sentiasa bergolak dan bergelora macam air laut yang sentiasa bergelombang. Yang akan lemas adalah anak-anak yang tidak berdosa, anak-anak juga akan mengalami seperti yang sudah kita ceritakan di atas.
    • Istri kurang hormat pada suami.
      Biasanya seorang lelaki menikah dengan perempuan karena kekayaannya, si isteri tidak begitu hormat dengan suaminya. Ini karena dia merasakan bahwa dialah yang menanggung suaminya. Atau kalau dia tidak menanggung pun, dia merasakan dapat berdikari tanpa pemberian suami. Ada suami atau tiada suamikah, dia sanggup hidup sendiri karena memiliki kekayaan.

      Dengan sebab itu lama-kelamaan taat dan setianya kepada suami itu akan berkurang. Bahkan kalau suami itu bersandar hidup dengan isteri, isteri biasanya memperbudak suaminya sesuka hati. Di arah ke sana, arah ke sini, suruh itu, suruh ini, dia akan kontrol suami sesuka hati . Akhirnya wibawa suami tergugat, kuasa suami sudah tiada lagi, bahkan takut kepada bini atau bapak mertua atau ibu mertua.

      Namun demikian hal ini tidak menjadi masalah bagi perempuan yang solehah & bertaqwa. Bahkan pada zaman dulu ada perempuan kaya yang sengaja mencari suami soleh supaya dia mudah untuk mendermakan harta yang dia miliki.

  3. Berdasarkan keturunan.
    Ada orang menikah karena keturunan seperti keturunan orang-orang yang bangsawan, umpamanya keturunan raja, keturunan Datuk-Datuk atau keturunan orang-orang besar. Kalaulah pernikahan itu atas dasar itu saja yang tidak ada bersangkutan dengan agamanya, ini amat berbahaya lebih-lebih lagi kalau keturunan bangsawan itu adalah isteri. Di waktu-waktu berselisih faham dia akan menyebut-nyebut keturunannya dan dia akan menghina keturunan suami. Atau biasa orang berketurunan bangsawan itu kalau tidak ada agama, dia sombong dengan suami, atau keluarganya memandang rendah terhadap suami hingga suami akan terasa terhina atau merasa rendah. Di sini dapat mencacatkan kebahagiaan dan keharmonian suami di dalam rumahtangga.
  4. Menikah karena agamanya. Seorang menikah baik lelaki atau perempuan karena agamanya, itulah yang tepat. Itulah yang dituntut oleh syariat Islam.
    Rasulullah SAW bersabda:
    Maksudnya:" Dinikahi perempuan itu karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Tetapi ambillah perempuan yang beragama supaya beruntung hidupmu." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
    Hal ini adalah dipuji oleh Allah dan Rasul karena menikah di atas dasar agama itu, baik dia cantik atau tidak, kaya atau miskin, bangsawan atau orang biasa, masing-masing tetap merendah hati, berakhlak mulia, suami kasih dengan isteri, isteri menghormati suami, suami memberi tanggungjawab terhadap isteri, isteri juga memberi tanggungjawab kepada suami. Akan berlaku tenggang rasa, isteri mengutamakan suami, suami bertimbang rasa dengan isteri, ada kerjasama, masing-masing berlomba-lomba hendak layan-melayan satu sama lain, maaf-bermaafan, isteri memandang hormat dengan suaminya, suami senantiasa belas kasihan dengan isteri, kedua-dua keluarga dihormati, Allah Taala sentiasa dibesarkan melalui ibadah yang berbagai jenisnya. Perjalanan hidup Rasul dijadikan tradisi kehidupan mereka. Allah, Rasul, Syurga, Neraka, dosa, pahala, menjadi bahan percakapan. Walaupun berusaha mencari kekayaan dunia namun ia dipandang kecil, bukan menjadi tujuan, bukan menjadi bahan perbincangan. Akhirnya dunia selamat, akhirat selamat. Wujudlah kebahagiaan dan keharmonian di dalam rumahtangga.

Referensi

3 comments:

  1. wah subhanallah ya,.. kalu semua lelaki dan perempuan islam menyadari akan pentingnya pertimbangan yang tepat tekait memilih pasangan hidup,..

    ReplyDelete
  2. Izinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan – KHUSUSNYA TERKAIT JODOH. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘alamiin.

    Lebih dan kurang saya mohon maaf. Semoga Allaah SWT selalu mencurahkan kasih sayang kepada kaum Muslim sekaligus melindungi dari musibah : yang hidup dan yang mati, di dunia dan di akhirat. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.

    PEMBUKA :

    Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah

    A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim

    Bismillahirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
    Arrahmaanirrahiim
    Maaliki yaumiddiin,
    Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
    Ihdinashirratal mustaqiim,
    Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin

    Aamiin

    Bismillaahirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.

    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik, 'alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wa azwaajihim wa aalihim wa dzurriyyaatihim wa ash-haabihim wa ummatihim ajma'iin.

    ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ‘ALAYYA MIN KHAZAA INI RAHMATIKA YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.

    RABBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHAIRIN FAQIIR.

    RABBI LAA TADZARNI FARDAN WA ANTA KHAIRUL WAARITSIN.

    Allaahummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa.

    Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.

    Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na’uudzubika min suu ul khaatimah.

    Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar.

    Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim.

    Allaahumma ashlih lanaa diinanal ladzii huwa ‘ishmatu amrina Wa ashlih lanaa dun-yaanal latii fii haa ma’asyunaa. Wa ashlih lanaa aakhiratanal latii ilaihaa ma’aadunaa. Waj’alil hayaata ziyadatan lanaa fii kulli khairin. Waj’alil mauta raahatan lanaa min kulli syarrin.

    YA ALLAAH, IZINKANLAH SEGALA NAMA DAN GELAR SAYYIDINA WA NABIYYINA WA MAULAANAA MUHAMMAD SHALLALLAAHU’ALAIHI WA AALIHI WA SHABIHI WA UMMATIHI WA BARAKA WAS SALLAM MEWUJUDKAN BERKAH KE SEANTERO SEMESTA – KHUSUSNYA BAGI KAUM MUSLIM.

    DOA MOHON JODOH (UMUM) :

    Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiina imaamaa.

    Ya Allaah, dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Jangan Engkau biarkan aku sendirian, karuniakanlah aku seorang jodoh yang beriman, supaya aku dan dia dapat membina kebahagiaan / kebajikan hidup ke jalan yang Engkau ridhai. Dan karuniakanlah padaku keturunan yang shaalih.

    DOA LELAKI MOHON JODOH :

    Rabbi hablii milladunka zaujatan thayyibatan akhtubuhaa wa atazawwaju bihaa wa takuunaa shhahibatal lii fid diini wa dun-ya wal aakhirah.

    Allaahumma inni as-aluka zaujatan hasanatan jamiilatan kaamilatan wa tsabbit qalbahaa iimaanan bika wa birasuulika fid dun-ya wal aakhirah.

    DOA PEREMPUAN MOHON JODOH :

    RABBI HABLII MILLADUNKA ZAUJAN THAYYIBAN WAYAKUUNA SHAAHIBAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIRAH.

    PENUTUP

    Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.

    Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.

    HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.

    Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.

    Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.



    Ganie, Indra Ali - Bintaro Jaya, Tang-Sel, Banten, Indonesia

    ReplyDelete
  3. Kalau menurut saya sih menikah karena fisik, harta & keturunan gak masalah...
    Asalkan agama jdi prioritas diatas tiga pilihan diatas... Intinya agama/akhlak itu pondasi...
    Sekali lgi... Fisik itu penting...
    Tpi harus diiringi dengan agama yg baik...

    ReplyDelete

Silakan meninggalkan komentar anda terhadap artikel ini